ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

ARSITEKTUR

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

LINGKUNGAN

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

sumber : wikipedia

PENGARUH ARSITEKTUR TERHADAP LINGKUNGAN

Arsitektur memiliki hubungan dan keterikatan yang kuat dengan lingkungannya. Arsitektur sangat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya, begitu pula sebaliknya, lingkungan sekitar akan memberi pengaruh terhadap arsitektur yang ada didalamnya. Contohnya saja sebuah bangunan sebagai individu yang berdiri di tengah lingkungannya tentu akan saling mempengaruhi mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, hingga memberi dampak fisik satu sama lain.

Sebuah karya arsitektur haruslah mampu meradaptasi dan berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan dimana ia berada. Pengaruh yang diberikan oleh sebuah karya arsitektur tidak hanya pengaruh atau dampak positif, melainkan juga membawa pengaruh dan dampak negatif, jika dalam proses perancangan maupun pembangunannya tidak memperhatikan aspek-aspek lingkungan yang ada di sekitarnya, kehadiran sebuah karya arsitektur membawa efek berantai bagi lingkungan. Kehadiran karya arsitektur yang membawa dampak negatif akan sangat merugikan tidak hanya bagi lingkungan sekitarnya namun juga terhadap masyarakat sekitar. 

Dampak Negatif Arsitektur terhadap Lingkungan

sebagai contoh dampak buruk yang dibawa sebuah karya arsitektur tanpa memperhatikan lingkungan:

  • Banyaknya gedung-gedung bertingkat dan bangunan-bangunan komersil di Jakarta tidak diimbangi oleh jumlah sistem drainase yang baik, bahkan minim jumlahnya, megakibatkan banyak jalan-jalan di Jakarta yang mudah tergenang air atau bahkan banjir walaupun intensitas hujan tidak seberapa atau rendah
  • Pembangunan gedung-gedung dan bangunan di Jakarta memangkas jumlah ruang terbuka hijau atau daerah resapan air yang semestinya. Jakarta yang memiliki syarat kota dengan 30% daerah hijau kini hanya memiliki presentase 6%, hal ini memperlihatkan Jakarta sangat jauh dari kata “Ideal” sebagai kota yang memiliki penduduk yang sangat padat.
  • Pembangunan pemukiman padat penduduk yang tidak memperhatikan lingkungan juga sering terjadi. Pemukiman dibangun tanpa melihat bangunan-bangunan exsisting ataupun akses yang ada sehingga tata ruang kota menjadi tanpa pola dan tidak teratur.

Dampak Positif Arsitektur Terhadap Lingkungan

Keadaan bumi yang menghadapi permasalahan Global Warming adalah salah satu faktor yang mendasari gagasan desain eco-green yang menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dapat dikatakan “bersahabat dengan alam” memanfaatkan energi alam seefisien mungkin bagi sebuah bangunan. Gagasan ini sudah menjadi prinsip penting dalam mendesain bangunan dengan sangat memperhatikan lingkungannya di era yang sekarang ini dimana pembangunan yang begitu pesat dan modern, yang jika kemajuannya tidak diimbangi pemeliharaan terhadap lingkungan akan membawa kehancuran bagi lingkungan sekitarnya yang juga akan dirasakan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Gagasan ini lebih banyak diterapkan di negara-negara maju yang telah memiliki kesadaran akan lingkungan sebagai tempat hidup.


Leave a comment